perinatan awal tahun baru hijriyah

| |

Peringatan awal tahun baru hijriyah
Perbuatan bid’ah yang merebak akhir abad-abad ini di pelosok nusantara adalah peringatan awal tahun baru Hijriyah. Peringatan malam tahun baru Hijriyah ini dilaksanakan dengan acara yang berbeda-beda antara satu daerah dengan daerah yang lainnya. Ada yang membuat acara pengajian yang diselingi dengan nyanyian qosidahan, ada yang berkumpul di tempat yang sepi nan sunyi untuk merenungi terhadap amal-amal perbuatan yang telah ia lakukan selama satu tahun, ada di antara kaum muslimin yang berkumpul di masjid jami’ mengadakan acara muhasabah. Prosesi acara tersebut dimulai dari seusai shalat ’Isya dengan diadakan siraman rohani kemudian para peserta tidur, pada sepertiga malam mereka bangun guna melaksanakan shalat malam. Setelah itu, seorang pemandu memberikan wejangan dan petuah hingga sebagian besar para peserta menangis.
Bagaimanakah sebenarnya hukum merayakan atau memperingati tahun baru dalam kalender islam ini dengan mengadakan berbagai macam acara?
Peringatan malam tahun baru Hijriyah merupakan perkara bid’ah dan dilarang dalam agama Islam dari dua sisi:
1. Perayaan malam tahun baru Hijriayah menyerupai tradisi ahli kitab.Agama islam hanya memiliki dua hari raya tahunan, yaitu ’Idul Fitri dan ’Idul Adha. Dari Anas bin Malik radhiallahuanhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu’alaihi wa sallam datang ke Madinah sedang penduduknya memiliki dua hari raya dimana mereka bersenang-senang pada masa Jahiliyah. Maka Beliau shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,”Aku datang kepada kalian sedang kalian bersenang-senang di dalamnya pada masa Jahiliyah. Sungguh Allah telah menggantikan untuk kalian dua hari raya yang lebih baik dari itu: hari raya ’Idul Adha dan’Idul Fitri” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Nasa’i dan Bagowi)
2. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dan para sahabatnya tidak pernah melakukannya.Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam diutus oleh Allah subhanahu wata’ala membawa risalah Islam hingga ketika beliau wafat agama Islam telah sempurna tidak ada sisi kekurangan sedikitpun. Tak ada satu riwayat pun, baik yang shahih ataupun dha’if yang mengatakan bahwa beliau shallallahu’alaihi wa sallam merayakan peringatan awal tahun baru Hijriyah. Demikian pula dengan para sahabat, padahal mereka adalah orang yang paling dekat dengan Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, paling mengetahui dimana, kapan dan kepada siapa wahyu turun, orang yang paling bersegera dalam perbuatan baik, akan tetapi tak ada satu pun di antara mereka yang merayakan peringatan malam tahun baru Hijriyah.
Pertanyaan serupa pernah dijelaskan oleh Asy-Syaikh Al-’Allâmah Al-Faqîh Muhammad bin Shâlih Al-’Utsaimîn.
Berikut penjelasan Asy-Syaikh Al-’Allâmah Al-Faqîh Muhammad bin Shâlih Al-’Utsaimîn rahimahullahu Ta’ala ketika beliau ditanya tentang permasalahan tersebut. Beliau adalah seorang ahli fiqih paling terkemuka pada masa ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar